Jln. Bireuen - Takengon, Km. 10 +62812-1414-4146 ponpesmodernalzahrah@gmail.com
Suara Al Zahrah

PENGUATAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS CINTA (KBC) DI PESANTREN MODERN AL ZAHRAH

PENGUATAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS CINTA (KBC) DI PESANTREN MODERN AL ZAHRAH

Bireuen – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bireuen, Dr. H. Zulkifli, M.Pd yang diwakili oleh Kasi Penmad Bapak Helmi, S.Pd.I, M.Ag membuka secara resmi Workshop Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Kegiatan ini berlangsung di Kantor Majelis Guru Pesantren Modern Al Zahrah, Rabu (10/09/2025).

Dalam arahan dan bimbingannya, Kepala Kemenag Kabupaten Bireuen yang diwakili Kasi Penmad menyampaikan bahwa workshop ini merupakan penguatan implementasi kurikulum berbasis cinta. Menurutnya, KBC adalah salah satu kebutuhan mendasar bagi generasi bangsa yang selalu menjunjung tinggi nilai kasih sayang, saling mencintai, dan menyayangi antar sesama manusia.

“Visi Indonesia ke depan membutuhkan insan-insan yang dekat kepada Allah Swt (hablum minallah) serta kuat rasa nasionalisme dan kebangsaannya. Selain itu, juga diperlukan generasi moderat yang menjunjung tinggi nilai kerukunan, saling mencintai sesama manusia (hablum minannas), serta peduli terhadap lingkungan. Maka dari itu, kurikulum berbasis cinta dirancang sebagai bagian penting dari pendidikan karakter menuju Indonesia Emas,” ujarnya.

Kurikulum Berbasis Cinta bertujuan menanamkan nilai kasih sayang, kepedulian, dan toleransi dalam proses pendidikan. Fokusnya adalah pengembangan karakter siswa yang berlandaskan cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa.

Kurikulum ini secara resmi diluncurkan Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, pada 24 Juli 2025 melalui Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI No. 6077 Tahun 2025. Peluncuran perdana berlangsung di Aula Asrama Haji Sudiang, Makassar. Menyikapi hal tersebut, Kemenag Kabupaten Bireuen segera merespons dengan menyosialisasikan KBC, salah satunya melalui kegiatan workshop di Pesantren Modern Al Zahrah.

Workshop ini diikuti oleh 43 peserta yang terdiri dari guru tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Dalam laporan panitia, Drs. Murdani menyebutkan bahwa kegiatan ini akan terus dilanjutkan ke tingkat RA, MI, Tsanawiyah, hingga Aliyah.

Wakil Direktur Bidang Pendidikan dan Pengajaran Pesantren Modern Al Zahrah, Ust. Galingga Tongahari Lubis, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop ini diharapkan dapat menambah motivasi dan inspirasi para guru dalam melaksanakan kurikulum berbasis cinta, serta menjadi bekal dalam mendidik santri sehari-hari.

Workshop ini mengusung tema “Penguatan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta” dengan menghadirkan narasumber pengawas madrasah, yaitu Bapak M. Daud, M.Pd dan Bapak Drs. Ridlwan, M.Pd.

Dalam penyampaiannya, Bapak M. Daud, M.Pd menekankan pentingnya pendekatan deep learning dalam pengajaran.
“Kurikulum berbasis cinta ini tidak hanya berhenti pada teori, tetapi harus menyentuh praktik sehari-hari guru di kelas. Melalui pendekatan deep learning, santri tidak sekadar menghafal, tetapi memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai cinta itu dalam kehidupan nyata,” ujarnya.

Sementara itu, Bapak Drs. Ridlwan, M.Pd menambahkan bahwa KBC adalah ruh dari pendidikan karakter.
“Kurikulum cinta hadir sebagai jiwa yang menghidupkan pembelajaran. Kita ingin santri tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual. Pendidikan berbasis cinta inilah yang akan melahirkan generasi unggul dan berakhlak mulia,” jelasnya.

Kurikulum Cinta menempati posisi sebagai jiwa dari seluruh penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Nasional. Kurikulum Berbasis Cinta menitik beratkan pada pengembangan karakter, pembelajaran berbasis pengalaman, serta perhatian mendalam terhadap aspek sosial dan emosional dalam pendidikan.-AN.

1 Comment

  • Ely
    12/09/2025

    Dengan diterapkan kurikulum berbasis cinta, semoga guru2 Al-Zahrah juga semakin semangat mencerdaskan anak bangsa…..